DREAMERS.ID - Dilansir dari The Korea Times, sebuah survei menunjukkan sekitar 14 persen wanita yang tinggal di Seoul, Korea Selatan mengalami kekerasan seksual secara digital, termasuk kamera tersembunyi, gambar intim yang tidak diminta dan distribusi video porno.
Pemerintah kota Seoul dan Seoul Foundation of Women & Family yang berafiliasi menyebarkan sebuah survei terhadap 3.678 warga perempuan, secara kebetulan dengan peluncuran proyek publik baru untuk melindungi perempuan dari kejahatan seksual yang dibantu teknologi dengan lebih baik.
Dalam survei yang dilakukan pada tangga 15-27 November 2019 lalu, sekitar 1.581 responden atau sekitar 43 persen responden, mengatakan bahwa mereka pernah mengalami atau menyaksikan kejahatan seks secara digital. Sekitar, 530 responden atau sekitar 14 persen responden merupakan korban secara langsung.
Berdasarkan jenis kejahatan, 48 persen korban mengatakan mereka menerima materi cabul yang tidak diinginkan dan 38 persen mendapatkan permintaan percakapan seksual yang tidak diminta. Sekitar 30 persen responden mengatakan mereka dipaksa untuk mengirim foto-foto intim, sedangkan 26 persen responden diminta untuk menunjukkan bagian tubuh.
Hanya 7,4 persen dari mereka yang menderita atau menyaksikan kejahatan seksual digital melaporkan kasus tersebut ke polisi. Dari 530 korban langsung, 66,6 persen mengatakan mereka tidak mengambil tindakan apa pun.
Baca juga: Film Dokumenter Kontroversi Ibu Negara Korea 'First Lady' Segera Dirilis
Mereka mengatakan ketidakpastian hukuman bagi pelaku (43 persen), prosedur rumit yang terlibat (37 persen), tidak ada pengetahuan tentang tindakan yang mungkin (35 persen) dan takut bahwa kasus tersebut dapat diketahui orang lain (31 persen).Kemudian pada hari itu, pemerintah kota meluncurkan proyek baru, yang disebut On Seoul Safe, untuk mencegah kejahatan tersebut dan melindungi korban, bekerja sama dengan Kantor Polisi Metropolitan Seoul, Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul, Asosiasi Korea Pusat Bantuan Kekerasan Seksual Korea dan Asosiasi Kesetaraan Gender Korea di Kampus.
Mereka akan menjalankan platform untuk mendukung para korban, termasuk konseling, bantuan hukum dan psikoterapi. Program pelatihan yang melibatkan 40 dosen akan dijalankan untuk siswa sekolah dasar dan menengah. Kota ini juga memulai kampanye kesadaran publik, bernama IDOO, yang menampilkan aktris populer Kim Hye-yoon.
"Kami akan mendorong proyek dengan rasa tugas yang kuat sehingga kami dapat memberikan keyakinan, keberanian dan perasaan bahwa kami selalu bersama mereka yang menderita kejahatan seksual digital". kata Walikota Seoul Park Won-soon.
(Rie127)