DREAMERS.ID - Virus COVID-19 varian Omicron baru saja ditemukan pertama kali di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Beberapa pihak terkait pun mengatakan akan langsung melakukan evaluasi kebijakan terkait pencegahan masuknya varian Omicron di Indonesia.
Melansir laman Detik, kasus Omicron ini ditemukan pertama kali pada seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet. Ditemukan pertama kali pada tiga pekerja yang terinfeksi COVID-19.
"Ada tiga orang pekerja pembersih, tanggal 8 Desember PCR positif, tanggal 10 sampel dikirim ke Litbangkes untuk genome sequencing, tanggal 15 keluar. Dari tiga orang, satu adalah Omicron, dua bukan," kata Menkes Budi dalam konferensi pers Kamis (16/12).
Sebagai bentuk kelanjutan upaya pemerintah, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan pihaknya telah menggunakan teknologi RNA dalam system SGTF (S-gene target failure).
"Kita melakukan deteksi di pintu masuk (perbatasan negara) dilakukan sudah tepat dan kita laksanakan dengan baik. Yang paling penting sekarang kita pengetatan screening," kata Dante.
"Sistem SGTF ini adalah RNA yang mampu melalukan pemeriksaan probable Omicron dan teknologi terbaru ini kita sudah terapkan di beberapa pintu masuk. Dengan teknologi ini kita bisa mendeteksi kasus Omicron yang baru sudah terkonfirmasi," tambahnya.
Baca juga: Deltacron Dikonfirmasi WHO, Apa Kata Satgas COVID-19?
Lebih lanjut, masyarakat diminta tidak perlu panik dan kesadaran dari diri sendiri akan kondisi saat ini bisa mencegah peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron."Protokol kesehatan harus tetap kita kerjakan dengan ketat, kita harus patuhi berbgaai macam anjuran yang dianjurkan Satgas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan, dan kita tetap menjaga agar kasus ini tidak meluas," tuturnya.
Sementara itu kembali ke Menteri Budi Gunadi, ia meminta masyarakat segera divaksinasi tanpa memilih-milih merek vaksin. Stok vaksin masih sanggung mencukupi kebutuhan hingga 2-3 bulan ke depan.
"Masyarakat segera divaksinasi, tidak perlu memilih-milih vaksin apa. Yang ada vaksin saja dulu karena sudah terbukti jika kita sudah divaksin, kecil chance (kemungkinan) kalau terkena varian Omicron kita masuk rumah sakit dan kita akan wafat kalau sudah divaksinasi," bebernya dalam konferensi pers virtual.
"Stok vaksin kita sekarang sudah 110 juta dosis. Jadi cukup untuk 11-12 minggu ke depan, cukup untuk dua sampai tiga bulan ke depan," terangnya. "Kita juga banyak sekali menerima donasi dari negara-negara maju untuk vaksin-vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca karena mereka sekarang sudah kelebihan vaksin (COVID-19),"
(rei)