DREAMERS.ID - Meningkatnya angka depresi telah menjadi sumber kekhawatiran selama lockdown di Korea yang tidak pernah berakhir. Kehancuran finansial yang dialami oleh begitu banyak orang di masa pandemi ini juga menjadi salah satu faktornya.
Meskipun banyak yang khawatir bahwa ini akan menaikkan tingkat bunuh diri di antara orang Korea, angkanya justru mengalami penurunan. Menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, bunuh diri pada kenyataannya menurun 5,7 persen tahun lalu menjadi 13.018.
Mengutip Chosun Ilbo, tak hanya di Korea Selatan, tingkat bunuh diri di Amerika Serikat juga turun 5,6 persen. Begitu pula tingkat bunuh diri di Inggris, Kanada, dan Australia yang juga menyusut.
Para ahli telah memperkirakan peningkatan karena pandemi virus corona mengakibatkan melonjaknya pengangguran, kebangkrutan, dan isolasi sosial. Dan memang, jumlah orang yang menderita depresi telah meningkat.
Menurut Health Insurance Review and Assessment Service, jumlah orang yang menerima pengobatan untuk depresi pada tahun 2020 meningkat hampir 250.000 menjadi 4,02 juta. Tetapi tingkat bunuh diri menurun.
Baca juga: Bunuh Diri Masih Menjadi Penyebab No. 1 Kematian Anak Muda Korea
Beberapa percaya bahwa dukungan pemerintah membalikkan keadaan. Sebuah studi di Swedia dari 2010 menunjukkan bahwa negara-negara yang mengadopsi program kesejahteraan sosial yang murah hati mengalami penurunan tingkat bunuh diri."Pembayaran bantuan bencana dan tindakan bantuan lainnya tampaknya memiliki efek positif pada penurunan tingkat bunuh diri," kata Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan. Tapi itu tampak fantastis.
Park Jong Ik dari Rumah Sakit Universitas Nasional Kangwon mengatakan, "Ada banyak kejadian selama bencana di mana orang terlalu sibuk menghadapi krisis yang lebih besar atau terlalu lelah untuk benar-benar mengambil nyawa mereka sendiri. Ada bahaya bahwa stres pandemi akan pecah dalam dua atau tiga tahun ke depan."
Tingkat bunuh diri di berbagai negara cenderung muncul dua tahun setelah bencana besar, seperti epidemi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan kehancuran PLTN Fukushima.
(fzh)