DREAMERS.ID - Pengucapan salam kepada agama lain sempat menjadi topik hangat karena banyak yang pro dan kontra, utamanya dalam konteks pidato resmi. Hingga masalah aqidah pun dipertanyakan. Namun belum lama ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU angkat bicara.
Melansir CNN, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini menilai jika pengucapan salam agama lain oleh pejabat muslim dalam pidato resmi adalah sebuah budaya, bukan penistaan atau melecehkan. Helmy merespon Majeis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur yang menyebut jika mengucapkan salam semua agama adalah sesuatu yang bid’ah, mengandung nilai syuhbat dan patut dihindari oleh umat Islam.
"Sebagai salam kebangsaan yang tentu semua para tokoh atau pemimpin bermaksud untuk mempersatukan, sepanjang yang saya lihat dari berbagai forum tidak ada satu pun yang berniat menistakan, melecehkan, atau menodai," kata Helmy lewat keterangan tertulis.
Helmy turut menyampaikan jika pengucapan salam agama lain ada hasil proses akulturasi yang juga dimaknai sebagai simbol toleransi antarumat beragama di Indonesia. Di sisi lain, Helmy mengatakan masyarakat nonmuslim juga sering mengucapkan istilah dari Agama Islam dalam keseharian.
Sepanjang seluruh yang diucapkan tidak bertentangan dengan niat, maka sepanjang itu pula kalimat yang menyatakan salam kebangsaan tersebut tidak akan mengganggu akidah dan teologi seseorang," ujar Helmy.
Dia juga berpendapat para pemimpin tak sembarangan mengucap salam agama lain dalam forum resmi. Mereka hanya melakukan itu dalam forum yang dihadiri masyarakat lintas agama. Sementara dalam forum agama tertentu, ucapnya, para pemimpin tak akan mengucap salam agama lain.
(rei)