DREAMERS.ID - Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia telah diputuskan pindah ke Provinsi Kalimantan Timur atau Kaltim dan disampaikan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil pada Kamis (22/8) kemarin.
"Iya, Kaltim benar, tapi belum tahu lokasi spesifiknya di mana yang belum," katanya.
Berdasarkan dokumen rencana pemindahan ibu kota Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) via Detik, Kaltim memiliki 8 keunggulan sebagai ibu kota baru.
Pertama, Kaltim dekat dengan dua bandar udara atau bandara besar di Balikpapan, yaitu Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, dan bandara besar di Samarinda yaitu Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto.
Baca juga: Kebakaran Kalimantan Darurat Asap, Apa Kabar Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia?
Kedua, Kaltim dekat dengan akses jalan tol Balikpapan-Samarinda yang sepanjang 99.35 kilometer (km). Yang ketiga, Kaltim dekat dengan Pelabuhan Semayang Balikpapan. Serta memiliki infrastruktur jaringan energi dan air bersih untuk poin keempat.Di poin kelima, Kaltim memiliki struktur demografi yang heterogen, alias penduduk Kaltim sebagian besar adalah pendatang. Sehingga dapat lebih mudah menerima hal baru atau bertemu dengan pendatang baru. Karena pemindaha ibu kota ke Kaltim juga memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Jakarta.
Keenam, lokasi delineasi Kaltim dilewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar. Keunggulan tersebut membuat Kaltim bebas dari bencana alam seperti gempa bumi dan kebakaran hutan.
Ketujuh, letak Kaltim tidak berbatasan langsung dengan batas negara. Terakhir, Kaltim memiliki ketersediaan lahan dengan status Area Penggunaan Lain (APL), hutan produksi dengan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) dan hutan produksi yang bebas konsesi, keunggulan ini menjadi bekal pemerintah untuk mempermudah pengadaan lahan ibu kota baru.
Meski begitu, Kaltim memiliki dua kelemahan. Pertama, Kaltim masih memiliki potensi bencana banjir pada wilayah yang dekat dengan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Kedua, ketersediaan sumber daya air tanah di Kaltim masih rendah.
(rei)