Samoa merupakan sebuah negeri di Kepulauan kecil di Pasifik Selatan, memiliki cara unik dalam menentukan harga tiket penerbangan Samoa Air. Pasalnya maskapai ini menghitung tarif tiket berdasarkan berat badan penumpangnya.
Tentunya, semakin gemuk seseorang, maka dia akan membayar tiket semakin mahal. Maskapai ini biasa melayani penerbangan diantara dua pulau utama, Upolu dan Savaii, menerapkan 0,5 poundsterling atau sekitar 7.500 per kilogram.
Tentu saja aturan unik ini menuai pro dan kontra. Sebagian orang menilai cara ini sangat diskriminatif untuk para penumpang bertubuh subur. Namun, Samoa Air mempertahankan kebijakan uniknya itu. Manajemen maskapai ini bahkan mengatakan, kebijakan ongkos sesuai berat badan ini menumbuhkan pemahaman akan bahaya obesitas dan kesehatan pada umumnya.
“Ini adalah cara paling adil untuk bepergian. Tak ada biaya tambahan untuk kelebihan bawaan atau sejenisnya. Pokoknya satu kilo adalah satu kilo,” ungkap Chris Langton, Direktur Eksekutif Samoa Air, kepada Radio ABC.
“Saat Anda memasuki Pasifik, standar berat badan pada umumnya lebih berat (dari Asia Tenggara). Namun, itu bisa bervariasi,” tutur Langton.
Langton mengakui banyak penumpang yang terkejut dengan kebijakan perusahaan ini, yang mulai diperkenalkan sejak Januari lalu. Untuk penumpang keluarga, mereka bahkan membayar sangat murah untuk anak-anak mereka karena ongkos penerbangan didasarkan berat badan.
“Perjalanan Anda menyenangkan karena Anda membayar untuk berat badan Anda, tak lebih dari itu," demikian promosi di situs Samoa Air.
Dengan skema ini, seorang penumpang dengan berat badan 63,5 kilogram yang terbang dari Asau di Pulau Savaii menuju Faleolo di Pulau Upolu hanya membayar ongkos sebesar 24,13 poundsterling atau sekitar Rp 354.000 untuk perjalanan sejauh 75 kilometer.
Adapun penerbangan lebih jauh dari Asau menuju Samoa Amerika dengan penumpang berberat badan 63,5 kg ditambah sejumlah barang hanya dihargai 69,85 poundsterling atau sekitar Rp 1 juta.