DREAMERS.ID - Rangkaian tragedi bom bunuh diri serta serangan terduga teroris di beberapa tempat di Indonesia jelang bulan suci menjadi perhatian dalam topik Tarawih pertama Masjid Istiqlal pada Rabu (16/5) tadi malam.
Ceramah yang dibawakan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar itu menitikberatkan pandangan jihad yang berbeda dengan yang selama ini terpancar dan kerap disalahgunakan. Karena jihad yang sesungguhnya bukanlah ‘mengajak’ orang lain untuk mengakhiri hidup.
"Jihad itu sesungguhnya bukan untuk mematikan orang, tapi jihad untuk menghidupkan orang," ujar Nasarudin.
"Menghidupkan jiwa-jiwa yang kering, menghidupkan perekonomian umat yang lemah, menghidupkan fakir miskin menjadi bersemangat hidup. Jihad itu menghidupkan rasa optimisme di masyarakat. Jihad bukan menciptakan kengerian, ketakutan atau kecemasan," lanjut dia. "Semoga bulan Ramadhan ini membangkitkan semangat jihad kita semua,"
Baca juga: Kereta Wisata Lebaran Ludes Terjual, Ke Mana Sebenarnya Destinasi Favorit Masyarakat?
Nasaruddin juga menyinggung kebiasaan umat Islam dalam menggunakan media sosial. Ramadhan hendaknya menjadi momentum umat Islam untuk memperbaiki perilaku, termasuk di media sosial. Menghentikan penyebaran fitnah, berita bohong hingga hinaan baiknya dilakukan dalam momentum Ramadhan ini."Saya ingin mengingatkan, hati-hati kemuliaan ramadan jangan ditukar dengan kepentingan sesaar. Hati-hati memberikan statemen, hati-hati menggunakan jari kita ini untuk meng-enter Whatsapp. Jari jemari harus juga berpuasa," ujar Nasaruddin. "Saya mengajak untuk meninggalkan benda kecil itu untuk membaca Alquran,”
Dalam ceramah yang dilaksanakan sebelum Salat Tarawih pertama itu dihadiri oleh ribuan orang, termasuk Presiden Joko Widodo beserta sejumlah menteri di Kabinet Kerja. Antara lain, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
(rei)