DREAMERS.ID - Tidak sedikit warga yang mengeluhkan panjangnya tangga atau pun ramp akses menuju jembatan penyeberangan orang (JPO). Berniat untuk mematuhi peraturan agar tidak menyeberang melalui jalan di bawah yang berbahaya, akses yang harus dilalui di JPO justru melelahkan.
"Kenapa tangga turunan JPO (jembatan penyeberangan orang)-nya harus panjang dan memutar begitu ya. Padahal kan dibikin pendek bisa, enggak bikin capek jalan," ujar salah satu wanita di Halte Samsat Barat, Jakarta Barat mengutip Kompas.
"Waduh gempor juga ya keluar haltenya, Pa. Panjang banget deh," ujar seorang wanita paruh baya kepada suaminya di Halte Harmoni yang memiliki area cukup luas.
Mengenai hal tersebut, ternyata bukan tanpa alasan pembuatan jalur tangga JPO yang biasanya terintegrasi dengan halte TranJakarta ini cukup panjang. Ada yang membedakan akses naik atau turun menuju JPO.
Baca juga: JPO Baru di GBK yang Telan Biaya Puluhan Miliar Rupiah Justru Tuai Kritik
"Jadi ada tipe trap yang menggunakan anak tangga dan tipe ramp yang tanpa menggunakan anak tangga," ujar Kadis Bina Marga DKI, Heru Suwondo.Dijelaskan, tipe trap atau anak tangga biasanya lebih pendek dari tipe ramp yang hanya berupa plat datar tanpa anak tangga. Tentu saja tipe ramp harus lebih panjang agar ketinggian tidak curam. Semakin panjang jalur, semakin datar pula kemiringannya.
"Tipe ramp sengaja dibuat panjang sehingga penyandang disabilitas, misal saja yang menggunakan kursi roda bisa memanfaatkan," kata dia. "Kenapa di lokasi itu menggunakan tipe ramp? Karena memang memungkinkan lokasinya,"
Pembuatan tipe ramp yang panjang pun juga mengikuti lingkungan sekitarnya. Akses tipe ini tidak bisa dibuat di area pemukiman karena akan menutup kediaman atau usaha orang kecuali jika lahannya bebas.
(rei)