DREAMERS.ID - Seperti yang diketahui, masa pemerintahan 2 periode Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY selama 10 tahun tidak bisa membuat Mantan Presiden Megawati datang ke Istana Negara terutama untuk menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan setiap tahunnya di mana para mantan pemimpin bangsa berkumpul.
Begitu pula dengan SBY, selama 2 tahun pemerintahan Presiden Jokowi juga tidak pernah menghadiri upacara 17 Agustus tersebut. SBY-Megawati memang terkenal dengan hubungan ‘enggan bertemunya’.
Namun pada 17 Agustus 2017 kemarin, pemandangan bersejarah terlihat ketika SBY dan Mmegawati bertemu bahkan berbincang dan tertawa bersama. Sebuah foto akrab antara Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan ibu Mufidah Kalla, Mantan Presiden BJ. Habibie, Mantan Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono serta Mantan Presiden Megawati jadi viral.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya pun menilai jika Jokowi punya kunci sakti mampu mempertemukan keduanya. Komunikasi politik yang dilakukan Jokowi lebih luwes dan ‘tanpa dendam’.
Ia mempu menjembatani komunikasi antar tokoh politik. Alasannya, karena Jokowi tidak punya beban masa lalu, sehingga ia leluasa berkomunikasi atau mengundang siapa pun.
"Dia tidak pernah memiliki dendam politik. Dia tidak pernah memiliki musuh politik, karena pada dasarnya dia orang baru di politik," kata Yunarto alias Toto, saat dihubungi Kompas.
Baca juga: Resmi, Menhan Prabowo Sandang Bintang 4 Di Pundaknya
"Pertanyaannya pada masa Jokowi kenapa lebih mudah proses rekonsiliasi terjadi? Karena Jokowi ini kan praktis tidak punya beban masa lalu, tidak punya beban sejarah untuk berkomunikasi dengan siapapun," kata Toto.Jokowi juga dianggap berasal dari golongan kelas menengah yang masuk dunia politik. Selain itu, dirinya memiliki komunikasi politik luar biasa terhadap semua kalangan, terutama terhadap mantan rivalnya, Prabowo Subianto.
"Itu skor pertama. Ini keberhasilan Jokowi yang kita akui memiliki kemampuan komunikasi dan marketing luar biasa," ujar Toto. "Kita tahu bahkan Prabowo pun beberapa kali didatangi,"
Di tempat lain, Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng pun mengatakan jika pertemuan momen kenegaraan itu bisa dilihat sebagai bentuk kepercayaan kekuasaan di luar pemerintahan terhadap kinerja Jokowi.
"Saya kira ini kan manajemen kekuasaan yang baik dari Presiden Jokowi. Jadi, politik tidak menajam, tetapi melembut. Ini kan bagaimana pintar-pintarnya Presiden dengan dukungan partisipasi banyak pihak," kata Rizal.
(rei)