DREAMERS.ID - Baru-baru ini, lembaga peneliti asal Korea Selatan mengungkapkan bahwa pemerintah Korea Utara akan segera menyebarkan ratusan ribu pekerjanya ke luar negeri secara paksa. Sebagian pekerja akan dikirim ke negara sahabat yang beribu kota di Pyongyang ini ke Rusia dan China.
Alasan pemerintah Korut melayangkan peraturan tersebut untuk mendapatkan mata uang asing dari berbagai negara di dunia. Mencapai jumlah angka fantastis, para pekerja yang akan dikirim berjumlah hingga 120 ribu orang.
Dilansir dari lama UPI via Merdeka, berdasarkan data Pusat Hak Asasi Manusia Korea Utara Desember lalu, 50 ribu pekerja telah dikirimkan ke luar negeri. Uang hasil upah mereka akan langsung disetor ke pemerintah mencapai 300 juta (setara Rp 3,9 triliun).
Selain dikirim secara paksa ke Rusia dan China, para pekerja juga disebarkan ke negara Timur Tengah seperti Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, dan juga negara Eropa seperti Polandia.
Perolehan jumlah pekerja terbanyak terdapat di China sebanyak 70 ribu hingga 80 ribu pekerja sedangkan 30 ribu lainnya menetap di industri Rusia.
Baca juga: Penampilan Putri Kim Jong Un Yang Diprotes Warga Korut
Peneliti Institut Unifikasi Nasional Korea, Oh Kyung-seop menyebutkan laporan yang diperoleh dari PBB menunjukkan para pekerja memperoleh hingga USD 2,3 miliar per tahun. Beralih ke jam kerja para buruh migran, mereka dapat bekerja 10 – 12 jam selama enam hari dalam sepekan.Walaupun membantu penambahan devisa negara hingga 90%, para pekerja Pyongyang ini menderita pelanggaran HAM berat akibat rezim paksa Kim Jong-Un.
Di tengah krisis ekonomi yang sedang dihadapi negara Korut, Kim Jong-Un terus melakukan uji mesin roket terbarunya yang akan digunakan untuk peluncuran satelit. Uji coba ini dinyatakan sukses oleh negara komunis tersebut.
(ysm)
