DREAMERS.ID - Jelang perayaan Nyepi tahun baru caka 1938 yang jatuh pada Rabu (9/3) mendatang, sebagian desa adat menggelar ritual pemelastian atau pembersihan. Ribuan umat mengusung pratima yang disucikan di sebuah pura untuk melakukan ritual pembersihan di pantai terdekat masing-masing wilayah desa adat setempat.
Kendati diguyur hujan, ribuan umat tetap khusyuk berjalan kaki menempuh perjalanan berkilo-kilo meter. Seperti terlihat di wilayah desa adat Kesiman, Denpasar Timur di Bali. Sejak pukul 13.00 Wita, warga sudah berkumpul di Pura Desa adat, mereka baru mulai berjalan secara beriringan pada pukul 14.30 Wita menuju pantai Padang Galak.
Begitu juga yang terjadi di wilayah Jembrana, bahkan Bupati Jembrana, I Putu Artha didampingi Sekda Jembrana, I Gde Gunadnya berbaur dengan warganya mengikuti prosesi pelaksanaan Melasti (Mekiis) di Pura Segara Yeh Kuning, Jembrana, Minggu (6/3).
Di Kabupaten Jembrana terdapat beberapa lokasi umat Hindu melaksanakan melasti (mekiis), baik itu di Pura Segara maupun pantai yang ada di sekitar Desa Pakraman masing-masing.
Bupati Artha mengaku pihaknya membagi tugas untuk meninjau pelaksanaan pemelastian ini, dia sendiri meninjau di Kecamatan Jembrana, Negara dan Melaya, sedangkan Wakil Bupati, I Made Kembang Hartawan meninjau pemelastian di Kecamatan Pekutatan dan Mendoyo.
Baca juga: Melihat Museum SAKA di Bali yang Masuk Salah Satu Tempat Terindah Di Dunia Versi Time!
Pantauan di beberapa lokasi melasti, warga khusyuk mengiring pratima Ida Bhatara menuju lokasi melasti, bahkan beberapa desa pakraman berjalan kaki beberapa kilometer menuju segara di bawah teriknya matahari dan saat khusyuk bersembahyang harus basah karena hujan yang sempat mengguyur kabupaten yang punya julukan Bumi Makepung tersebut.Ketua Pengurus Harian PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana mengatakan, melasti (mekiis) ini merupakan tahap awal rangkaian penyepian yang dilanjutkan tawur kesanga saat hari pengrupukan.
"Filosofi melasti atau mekiis adalah prosesi upacara penyucian buana agung (makrokosmos : jagat raya) dan buana alit (mikrokosmos : tubuh manusia) dengan memohon tirta amerta ke samudra," jelas Arsana.
Lanjutnya bahwa pelaksanaan upacara pemelastian ini dilakukan di masing-masing wilayah desa adat di setiap kabupaten yang ada di Bali.
"Setelah kembali dari pemelastian, pratima kembali untuk diistanakan di Pura Desa di masing-masing desa pakraman, hingga berakhirnya rangkaian Penyepian," tutupnya.