DREAMERS.ID - Banyak orang yang tak ingin melewatkan momen pergantian tahun. Salah satu hal yang biasa dilakukan untuk menyambut tahun yang baru adalah dengan melihat matahari terbit. Dan Gunung Slamet menjadi salah satu lokasi yang banyak dipilih orang untuk menikmatinya.
Sedikitnya 1.600 pendaki merayakan pergantian tahun di puncak Gunung Slamet. Para pendaki berasal dari berbagai kota besar di Pulau Jawa. Bahkan ada pula yang berasal dari luar negeri, seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Seorang pendaki asal Sragen, Helmi memilih merayakan pergantian tahun di puncak Gunung Slamet. "Kami ingin mengisi liburan kuliah, sekaligus merayakan tahun baru 2016 di puncak Gunung Slamet," katanya, Jumat (1/1).
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno menuturkan, pendaki mulai membanjiri Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Purbalingga sejak Kamis (31/12) pagi. "Kebanyakan mereka datang rombongan. Dalam satu grup terdiri dari lima hingga 10 orang dan ada yang 20 orang," ucap Prayitno.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, semua pendaki didata di Pos Pendakian Bambangan. "Setiap ketua kelompok juga kami wajibkan meninggalkan identitas, seperti KTP atau SIM serta nomor kontak," katanya.
Baca juga: Kabar Baik! Pemerintah Tambah Kapasitas Internet Sampai 20% Jelang Natal-Tahun Baru
Selain itu, demi keamanan pendakian, petugas yang dibantu dari SAR Purbalingga serta relawan Gunung Slamet membagikan lembar informasi berupa jalur pendakian, serta tata cara dan larangan selama melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet. "Lembar informasi ini untuk memberi kemudahan bagi para pendaki yang hendak menuju puncak," ujarnya.Kondisi puncak Gunung Slamet saat ini cukup dingin karena intensitas hujan tinggi. Beberapa pendaki dievakuasi tim SAR karena kedinginan atau jatuh terkilir.
"Sejak tanggal 27 Desember hingga 31 Desember 2015, tercatat ada tujuh pendaki yang meminta dievakuasi dari beberapa pos. Dua orang mengalami hipotermia, tiga orang jatuh patah tulang dan dua orang mengalami pingsan," tambah Prayitno.
Sementara itu, anggota SAR Kutabawa, Sugeng Riyadi mengatakan, puncak kepadatan pendakian terjadi pada libur Natal sepekan lalu. Dari data yang dimilikinya, setidaknya lebih dari 2.000 pendaki menyemut di jalur pendakian Gunung Slamet dari pos pendakian Bambangan.
"Kebanyakan mereka datang dari luar kota. Dan sepertinya, pendakian minggu kemarin karena kerinduan mereka untuk naik ke Gunung Slamet yang sudah setahun lebih tidak boleh mendaki karena aktivitas Gunung Slamet," ucapnya.