DREAMERS.ID - Beberapa bulan yang lalu Indonesia, khususnya daerah Sumatera dan Kalimantan mengalami bencana asap terparah akibat pembakaran hutan dan lahan. Namun kini kondisi tersebut sudah mulai membaik karena bantuan pemerintah, beberapa negara tetangga, dan mulai masuknya musim hujan.
Selain Indonesia, rupanya Beijing dan kota-kota di kawasan Timur Laut Cina juga mengalami hal serupa. Tapi bukan asap karena kebaran melainkan polusi yang parah. Tingkat polusi disinyalir melebihi 976 mikrogram per meter kubik partikulat di udara. Padahal batas aman adalah 75 mikrogram.
Pemerintah Cina menyalahkan konsumsi batu bara industri dan rumah tangga sebagai biang keladi. Batu bara banyak digunakan dua bulan terakhir karena musim dingin mencapai puncaknya. Masalahnya, angin di seantero Cina sedang tak banyak bertiup. Asap pun mengumpul di kawasan penghasil polusi.
Tiga hari terakhir, pemerintah Cina melarang truk besar lalu lalang di jalanan. Setidaknya 2.100 pabrik diminta meliburkan operasi untuk mengurangi polusi. Cina adalah produsen emisi gas karbon terbesar sedunia. Aktivitas pabrik maupun tambang tak ramah lingkungan di Negeri Tirai Bambu saban tahun melepaskan 6 miliar meter kubik emisi ke udara, mempercepat perubahan iklim.
Kondisi bencana asap di Cina saat ini menyerupai terjangan asap serupa tiga tahun lalu. Dengan demikian, Beijing mengikuti jejak Palangkaraya dan Riau, yang mengalami kepekatan asap parah akibat pembakaran hutan dua bulan lalu. Kabut asap di indonesia tahun ini adalah yang terparah sepanjang masa, jauh lebih buruk dibanding 1997.
