DREAMERSRADIO.COM - Menteri Sosial Khofifah Endarparawansa mengatakan pemerintah bakal memberikan bantuan santunan kematian (BSK) kepada korban meninggal akibat bencana asap. Dia mengatakan itu usai menyerahkan beras untuk keluarga sejahtera (rastra) di Kelurahan Kemirirejo, Kota Magelang.
"Kementerian sosial sudah koordinasi dengan Dinas Sosial supaya segera diajukan nama dan alamat korban, karena korban bencana seperti bencana asap ada BSK dengan indeks Rp 15 juta," kata Khofifah di Magelang, Sabtu (10/10).
"Bantuan santunan kematian (BSK) sama sekali bukan kompensasi, melainkan bantuan santunan dengan indeks Rp15 juta," sambungnya.
Ia mengatakan bahwa Kemensos menunggu masing-masing Dinsos untuk jemput bola. Pasalnya, jika ke sana pun, tidak dibenarkan memberikan santunan bentuk uang langsung.
"Yang kami lakukan adalah pembayaran dengan transfer. Semua harus ditransfer dengan nomor rekening dari keluarga korban. Hal itu sudah kami minta pada Dinsos masing-masing," kata dia seperti dilansir Antara.
Baca juga: Mirisnya Pemandangan Marina Bay Sands Terkena Kabut Asap Dari Indonesia, Apa Kabar F1 Singapura?
Ia menambahkan bahwa korban meninggal punya hak untuk mendapatkan BSK. Sekarang ini masih menunggu pendataan yang dilakukan Dinsos. Menyinggung tentang evakuasi dan penanganan para korban, dia mengatakan bahwa hal itu kewenangan Kementerian Kesehatan."Pada posisi seperti ini Kemensos akan bergerak sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kalau BSK dan jaminan hidup, menjadi tanggung jawab Kemensos," tandasnya.
Seperti diketahui, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau kembali menelan korban. Belum sembuh seorang bayi 8 bulan bernama Cesya Ayu Jiwa dirawat di Rumah Sakit Eria Bunda Pekanbaru lantaran kena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kini seorang Balita berusia 13 bulan terpaksa mendapat perawatan di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru, lantaran menderita radang paru-paru.
Bayi malang korban kabut asap itu bernama Gibran Doktora Deysra. Dia sebelumnya mendapat perawatan di RS Santa Maria jalan Ahmad Yani Pekanbaru dan terbaring lemas sejak Jumat (25/9) malam lalu.
[gil]